KUMALA

Pada artikel sebelumnya saya sudah memberi definisi suatu organisasi, jika kita mengingat sekali lagi apa itu organisasi, maka organisasi menurut saya adalah sekumpulan manusia yang saling berkerjasama dan membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Disini saya akan mengenalkan organisasi yang ada di daerah saya yaitu KUMALA (Keluarga Mahasiswa Lebak). KUMALA di sebut sebagai organisasi kedaerahan (primordial) yang mayoritas anggotanya berasal dari daerah lebak provinsi banten.

  1. SEJARAH KUMALA

Kumala adalah suatu organisasi di tempat tinggal saya. kumala atau bisa di sebut Keluarga Mahasiswa Lebak  adalah suatu perkumpulan seluruh mahasiswa asli kabupaten lebak (provinsi banten) yang kuliah dari luar kota maupun dalam kota, baik itu kuliah di swasta maupun negri. Selain KUMALA ada beberapa organisasi di banten seperti :

  • Ikatan Keluarga Mahasiswa Banten (IKMB) yang diketuai oleh Adis,
  • Keluarga Mahasiswa Tirtayasa (KAMAYASA) yang diketuai oleh TB Hauna Mujahidin,
  • Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) yang diketuai oleh Jumroni,
  • Keluarga Mahasiswa Cilegon (KMC) yang diketuai oleh Dadang Hermawan,
  • Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) yang diketuai oleh Wahyu Wiraatmaja,
  • Keluarga Mahasiswa Pandeglang (KUMANDANG) yang diketuai oleh Abdul Muis

Sejarah kumala yang akan saya ceritakan kali ini saya dapat dari blog anak lebak juga, yang sepertinya umur beliau lebih senior dari saya. Jaman dahulu di tengah-tengah situasi masalah politik Indonesia sekitar Tahun 1964 – 1965, dimana kepercayaan yang menurun dari masyarakat terhadap pemerintah pada waktu itu memunculkan berbagai kekuatan public yang cenderung saling mencurigai. “itu harus punya bendera….,  kita harus punya identitas….! Sebuah pekikan awal yang kelak membuat sebuah perubahan besar. Sebuah gedung pertemuan umum, orang menyebutnya PKPN (Pusat Koperasi Pegawai Negeri), tempat perkumpulan koperasi para pegawai negeri yang letaknya hanya 100 meter dari pendopo kabupaten Lebak, menjadi saksi bisu terdengarnya suara lantang pembacaan sebuah kebulatan tekad dari insane muda sekitar dua puluh tahunan.

Mereka adalah para mahasiswa dari berbagai akademi dan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Jakarta dan Bandung, yang sepakat untuk mengaktualisasikan sebuah tekad menyiapkan kader pembangunan bangsa yang berpendidikan tinggi, berakhlaq mulia, serta mau mebangun kampung halamannya. Sebuah komitmen serta genderang awal untuk perjuangan.

Dua hari sebelumnya, di sebuah rumah yang terletak di jalan Pahlawan no. 93 Rangkasbitung, kumandang suara takbiran mengiringi para belia itu dalam menyusun dan merancang sebuah gambaran masa depan dan cita-cita bagi masyarakat serta tempat asalnya dibesarkan. Tanggal 05 Februari 1965 bertepatan dengan tanggal 2 Syawal 1386 H, para mahasiswa mendeklarasikan sebuah wadah mereka untuk bergiat melakukan extra civitas academica bagi yang punya ikatan moril dengan daerah Lebak.

Empat orang diantara yang hadir disepakati untuk mewakili aspirasi mahasiswa Lebak yang untuk diekpresikan dihadapan public, pejabat serta tokoh masyarakat Lebak mereka adalah:

  • Uwes Qorny Mahasiswa fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran angkatan  1961,
  •  Rasyd Winiar Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran  angkatan 1959,
  •  Yayat Padmadisastra Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia angkatan 1957,
  •  Ahmad Badri Maulana Mahasiswa Akademi Perbankan PTPN Jakarta angkatan 1962,

Selain mereka hadir Mahasiswa utusan bandung anatara lain:

  •  Iyet Affifi,
  •  Suganda Priatna, Mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung
  •  Toyo Rahmat,
  •  Abung Khasbullah,
  •  Bey Abdulah Abas,

Sedangkan Jakarta mengutus di anataranya:

  •  Toyo Herano,
  •  Adin Solahudin,
  •  Enong Jumanta,
  •  Kudsi Khalik.

  1. MUBES KUMALA KE-I

Dua bulan kemudian, awal Mei 1965, KUMALA telah mampu mengkonsolidasikan kekuatan organisasi serta mempertegas visi dan misi dengan menyelenggarakan Musyawarah Besar (MUBES) pertama di Lembang Bandung, walaupun baru mengandalkan dua kekuatan, yaitu KUMALA Perwakilan Bandung dan Jakarta Raya. Gang pelesiran no.5/25 Cihampelas Bandung  menjadi markas awal pusat pengkaderan sekaligus tempat curahan ide dan inspirasi membangun KUMALA, menyusul Gang Kepu Timur Dalam no. 6 Kemayoran Jakarta Pusat.

Sebuah prahara nasional 30 September 1965, yang mengguncang serta memporak-porandakan sendi-sendi utama kehidupan republik ini membuat pemimpin serta kader-kader KUMALA tidak tinggal diam, mereka merapatkan barisan dan bergabung dengan elemen masyarakat lain menuntut perubahan dengan mengusung  TRITURA (Tiga Tuntutan Rakya).

Diantara mereka banyak yang aktif bergerak dalam berbagai barisan, antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dan berbagai elemen lain.

Sebagian besar anggota KUMALA merupakan kader-kader terlatih hasil gemblengan Pelajar Islam Indonesia (PII), sebuah organisasi yang menyatukan para pelajar Islam, berlatar belakang pendidikan umum dan pesantren yang didirikan di Yogyakarta Tahun 1947, serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Mereka dikenal anti komunis dan militan, turun kejalan-jalan besar di Jakarta dan Bandung menjadi demonstran berjaket almamaternya mendirikan “parlemen jalanan”.

Berakhirnya Rezim Orde Lama, ternyata membawa Rezim baru yang lebih dahsyat, membuat kekuatan semisal Mahasiswa dibelenggu sedemikian rupa agar tidak dapat menyuarakan suara hati nurani rakyat. Hal ini berimbas juga bagi KUMALA. Hal yang paling penting untuk dicatat sejarah adalah ditangkapnya dua orang pentolan KUMALA, yaitu Uwes Qorny (Ketua Umum Koordinator terpilih untuk yang kedua kalinya), serta Hasan Alaydrus (Ketua KAPPI 66 Konsulat Lebak). Uwes Qorny ditangkap Crops Polisi Militer (CPM) di Statsiun Rangkasbitung, kemudian dibawa ke KOREM 064 / Maulana Yusuf sebagai tahanan kota selama seminggu, dilanjutkan di gedung Merdeka Jl.  Asia Afrika Bandung selama tiga pekan, dia juga dicekal penguasa untuk tidak tampil. Sedangkan Hasan Alaydrus diamankan dan dibawa ke KODAM Siliwangi. Kasusnya adalah Karikatur yang dipajang di halaman Gedung PKPN dalam rangka Mubes KUMALA II, dianggap menghina militer dan membayangkan kestabilan negara.

  1. MUBES KUMLA KE-II

Hal lain yang tidak kalah penting yang terjadi dalam MUBES  KUMALA ke-II adalah dimunculkannya isu pembentukan Propinsi Banten sebagai suara aspirasi masyarakat Banten.

Sejak saat itu dinamika KUMALA terus meningkat. Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan zaman, KUMALA terus menyuarakan masyarakat, berusaha mengantarkan rakyat Lebak keluar dari ketertindasan dan keterbelakangan. Karena dulu banten masih bergabung dengan bandung yaitu masih provinsi jawa barat, masyarakat wilayah banten terutama lebak sangat tertinggal, dan sangat-sangat jauh ekonominya dari bandung. Maka dari itu KUMALA dan seluruh elemen masyarakat agar memberi pengajuan untuk membuat provinsi baru yaitu provinsi banten.

 

 

  1. Visi Misi KUMALA

Visi

Visi organisasi ini adalah menciptakan kader-kader pembangunan yang handal, bertaqwa kepada Allah SWT dan berguna bagi Kab. Lebak khususnya, serta negara kesatuan Republik indoesia pada umumnya.

Misi

Berusaha memelihara dan mempertinggi sikap mental spiritual anggota

  1. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk melaksanakan kepentingan dan kesejahteraan anggota
  2. Menjalin dan mempererat persaudaraan segenap mahasiswa lebak khususnya dan masyarakat serta lembaga lain pada umumnya
  3. Berperan serta dalam meningkatkan SDM di Kab lebak
  4. Berfartisifasi aktif dalam pelaksanaan program-program pemerintah regional maupun nasional

 

sumber

http://riduan-heaven.blogspot.com/2012/01/sejarah-terbentuknya-kumala-keluarga.html

Leave a comment